Bahasa dan Faktor Luar
Bahasa
Pada bab sebelumnya,
bahwa objek kajian linguistik mikro adalah struktur intern bahasa atau sosok
bahasa itu sendiri, sedangkan kajian linguistik makro adalah bahasa dalam
hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa.
1. Masyarakat Bahasa
Kata masyarakat
biasanya diartikan sebagai sekelomppok orang yang merasa sebangsa seketurunan,
sewilayah tempat tinggal, atau yang mempunyai kepentingan sosial yang sama.
Karena itu, bisa disebut masyarakat Indonesia, masyarakat Betawi, masyarakat Rt
001, atau juga masyarakat Eropa. Yang
dimaksud dengan masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa
menggunakan bahasa yang sama. Dengan demikian, kalau ada sekelompok orang yang
merasa sama-sama menggunakan bahasa Sunda, maka bisa dikatakan mereka adalah
masyarakat bahasa sunda, kalau ada sekelompok orang merasa menggunakan bahasa
Mandailing, maka mereka bisa disebut masyarakat bahasa Mandailing, dan kalau
ada sekelompok orang merasa menggunakan bahasa Inggris, makan mereka bisa disebut
masyrakat bahasa Inggris.
Karena titik berat
pengertian masyarakat bahasa pada “merasa menggunakan bahasa yang sama” maka
konsep masyarakat dapat menjadi luas dan dapat menjadi sempit. Masyarakat
bahasa bisa melewati batas provinsi batas negara, bahkan juga batas benua.
Masyarakat bahasa Baduy dan masyarakat bahasa Osing (di Jawa Timur)tentu saja
sangat sedikit atau sempit, masyarakat bahasa jawa dan masyarakat bahasa sunda
tentu lebih luas, dan masyarakat bahasa Indonesia tentu lebih luas lagi. Masyrakat bahasa Prancis dan masyarakat bahasa Inggris,
mala bukan hanya melewati batas negara, tetapi juga melewati batas benua.
Akibat lain dari konsep
“merasa menggunakan bahasa yang sama”, maka patokan linguistik umum mengenai
bahasa menjadi longgar. Secara linguistik bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia
adalah bahasa yang sama, karena kedua bahasa itu banyak sekali persamaannya,
sehingga orang malaysia dapat mengerti dengan baik akan bahasa Indonesia, dan
sebaliknya orang Indonesia dapat pula mengerti dengan baik bahasa Malaysia.
Namun, orang Indonesia tidak merasa berbahasa Malaysia, dan orang Malaysia
tidak pula berbahasa Indonesia. Jadi, dalam kasus ini ada dua masyrakat bahasa
yaitu, Masyrakat bahasa Indonesia dan masyarakat bahasa Malaysia.
Tentang masyarakat
bahasa ini ada masalah, bagaimana dengan masyarakat yang bilingual atau
multilingual, seperti keadaan di Indonesia, yang selain ada bahasa nasional,
yaitu bahasa Indonesia, ada pula bahasa-bahasa daerah. Orang Indonesia pada
umumnya adalah bilingual, yaitu menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan
bahasa daerahnya, dan kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ke
dua, tetapi menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama. Banyak juga
multilingual, karena selain menggunakan bahasa Indonesia, menguasai bahasa
daerahnya sendiri, menguasai juga bahasa daerah lain atau bahasa asing. Oleh
karena itu banyak orang Indonesia menjadi anggota masyarakat bahasa Indonesia.
Jika kesempatan lain, dia menggunakan bahasa daerah sesama orang yang sedaerah
maka dia menjadi anggota masyarakat bahasa daerah. Memang ada pembagian fungsi
antara bahasa Indonesia dan daerah, bahasa Indonesia digunakan dalam tingkat
nasional, sedangkan bahasa daerah digunakan pada tingkat kedaerahan.
2. Variasi dan Status Sosial Bahasa,
Lihat pada pertemuan selanjutnya
Chair, Abdul.2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar